Remaja Pinrang Gelar Aksi Kontroversial di Masjid Demi Konten Viral, Tuai Kecaman dan Kritik Pedas

waktu baca 5 menit
Kamis, 29 Mei 2025 19:36 21 Admin KPK

Remaja Pinrang Gelar Aksi Kontroversial di Masjid Demi Konten Viral, Tuai Kecaman dan Kritik Pedas

PINRANG, SULAWESI SELATAN – Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah remaja di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, menggelar aksi kontroversial di dalam sebuah masjid viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat beberapa remaja laki-laki bermain tinju dan memainkan gitar di dalam masjid, yang diduga dilakukan demi konten viral. Aksi ini sontak menuai kecaman dan kritik pedas dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama dan masyarakat setempat.

Video berdurasi singkat tersebut pertama kali beredar luas di platform media sosial TikTok dan Instagram. Dalam video tersebut, terlihat dua remaja laki-laki saling bertukar pukulan di dalam masjid, sementara beberapa remaja lainnya tampak menyaksikan dan merekam aksi tersebut. Di sisi lain, terlihat seorang remaja memainkan gitar dengan gaya santai di dekat mimbar masjid.

Identitas para remaja yang terlibat dalam aksi kontroversial ini belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun, mereka diduga merupakan warga Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Lokasi masjid tempat aksi tersebut dilakukan juga belum teridentifikasi secara jelas.

Reaksi Keras dari Tokoh Agama dan Masyarakat

Aksi para remaja ini langsung menuai reaksi keras dari berbagai kalangan. Tokoh agama setempat, Ustadz Abdul Rahman, menyatakan bahwa perbuatan tersebut sangat tidak terpuji dan mencoreng kesucian masjid sebagai tempat ibadah.

"Masjid adalah rumah Allah, tempat yang sakral dan suci. Tidak sepantasnya masjid dijadikan tempat bermain-main, apalagi melakukan tindakan yang tidak bermoral seperti itu," ujar Ustadz Abdul Rahman dengan nada geram.

Ia menambahkan, perbuatan para remaja tersebut mencerminkan kurangnya pemahaman agama dan etika. Ia berharap pihak berwenang dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Senada dengan Ustadz Abdul Rahman, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pinrang, KH. Yunus Samad, juga mengecam keras aksi para remaja tersebut. Ia menilai perbuatan tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap agama Islam.

"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Ini adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab dan melukai perasaan umat Islam," tegas KH. Yunus Samad.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para remaja, untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Selain dari tokoh agama, kecaman juga datang dari masyarakat umum. Banyak warganet yang mengecam aksi para remaja tersebut melalui kolom komentar di media sosial. Mereka menilai perbuatan tersebut sebagai tindakan yang tidak beradab dan merusak citra generasi muda.

"Astaghfirullah, miris sekali melihat generasi muda sekarang. Demi konten viral, mereka rela melakukan apa saja, bahkan sampai menodai tempat ibadah," tulis seorang warganet dengan akun @Aisyah_Putri.

"Ini sangat memalukan. Orang tua mereka ke mana? Kenapa anak-anaknya dibiarkan melakukan hal seperti ini?" timpal warganet lainnya dengan akun @Budi_Santoso.

Pihak Kepolisian Turun Tangan

Menanggapi viralnya video tersebut, pihak kepolisian dari Polres Pinrang langsung turun tangan untuk melakukan penyelidikan. Kapolres Pinrang, AKBP Andiko Wicaksono, menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini.

"Kami sudah menerima laporan terkait video viral tersebut. Saat ini, tim kami sedang melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi para pelaku dan mencari tahu motif di balik aksi tersebut," ujar AKBP Andiko Wicaksono.

Ia menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat untuk mencari solusi terbaik dalam menangani kasus ini. Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab.

"Kami akan menindak tegas para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku. Kami juga akan memberikan pembinaan kepada mereka agar tidak mengulangi perbuatannya di kemudian hari," tegas AKBP Andiko Wicaksono.

Motif Konten Viral dan Dampak Negatifnya

Aksi para remaja Pinrang ini diduga kuat dilakukan demi konten viral di media sosial. Fenomena ini semakin marak terjadi di kalangan generasi muda, yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian dan popularitas melalui konten-konten yang kontroversial.

Psikolog remaja, Dr. Maya Sari, menjelaskan bahwa keinginan untuk mendapatkan pengakuan dan validasi dari orang lain merupakan salah satu faktor utama yang mendorong remaja untuk membuat konten viral.

"Remaja seringkali merasa insecure dan membutuhkan pengakuan dari lingkungannya. Mereka berharap dengan membuat konten viral, mereka bisa mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain," jelas Dr. Maya Sari.

Namun, ia mengingatkan bahwa obsesi terhadap konten viral dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental dan perilaku remaja. Mereka bisa menjadi lebih impulsif, tidak peduli terhadap norma dan etika, serta rentan terhadap stres dan depresi.

"Remaja perlu memahami bahwa popularitas di media sosial bukanlah segalanya. Mereka harus lebih fokus pada pengembangan diri dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitarnya," pesan Dr. Maya Sari.

Perlunya Peran Aktif Orang Tua dan Masyarakat

Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya peran aktif orang tua dan masyarakat dalam membimbing dan mengawasi generasi muda. Orang tua harus lebih intensif dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya, memberikan pemahaman tentang nilai-nilai agama dan etika, serta memantau aktivitas mereka di media sosial.

Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif bagi perkembangan remaja. Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pendidik harus bersinergi untuk memberikan edukasi dan pembinaan kepada para remaja agar mereka tidak terjerumus ke dalam perilaku yang negatif.

Pemerintah daerah juga diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan program-program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama dan etika bagi generasi muda.

Kasus remaja Pinrang yang menggelar aksi kontroversial di masjid demi konten viral ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus lebih waspada terhadap dampak negatif media sosial dan lebih aktif dalam membimbing dan mengawasi generasi muda agar mereka tidak terjerumus ke dalam perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi kita untuk lebih peduli terhadap masa depan generasi muda dan bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi mereka.

Remaja Pinrang Gelar Aksi Kontroversial di Masjid Demi Konten Viral, Tuai Kecaman dan Kritik Pedas

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA