Tapaktuan Pergaulan bebas menjadi salah satu tantangan serius yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, terutama di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi.
Arus budaya luar yang masuk tanpa filter, akses mudah terhadap media sosial, serta minimnya pengawasan dari lingkungan sekitar membuat remaja berada pada posisi yang rentan terhadap pengaruh negatif.
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada perilaku sosial mereka, tetapi juga dapat merusak masa depan dan tatanan moral bangsa.
Dalam konteks inilah, penyuluhan dengan tema “Tantangan Pergaulan Bebas” yang diselenggarakan pada (Jumat, 26 September 2025) di Aula SMKN 1 Tapaktuan menjadi langkah strategis dalam memberikan pemahaman sekaligus kesadaran bagi peserta didik.
Kehadiran Kepala SMKN 1 Tapaktuan, Bapak Kurnaidi, S.Pd., M.Pd., yang menekankan pentingnya program berkelanjutan sebagai variasi pembelajaran, menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan moral siswa.
Salah satu poin penting yang disampaikan dalam penyuluhan oleh Muhammad Ali Akbar, S.Pd.I., M.Pd.I., bersama Fakrur Mubarak, S.E., adalah bahwa benteng utama dalam mencegah pergaulan bebas terletak pada keluarga, terutama peran orang tua.
Hubungan yang harmonis dan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua akan menciptakan rasa percaya dan mengurangi keinginan remaja untuk mencari perhatian di luar rumah.
Orang tua harus menjadi teladan dalam perilaku dan sikap, karena anak cenderung meniru apa yang mereka lihat setiap hari.
Selain itu, pendidikan agama dan moral merupakan pondasi penting dalam membentengi remaja dari pengaruh negatif.
Nilai-nilai Islam yang ditanamkan sejak dini akan menjadi kompas moral yang membimbing setiap langkah mereka dalam bergaul.
Allah SWT telah memperingatkan dalam Al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai manusia makanlah sebagian (makanan) di Bumi yang halal lagi baik
Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
Ayat ini menegaskan bahwa pengaruh buruk tidak selalu datang secara langsung, tetapi melalui langkah-langkah kecil yang perlahan menjauhkan seseorang dari kebenaran.
Oleh karena itu, pengawasan yang konsisten dari keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mencegah penyimpangan sejak dini.
Selain aspek keluarga dan agama, aktivitas positif juga memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian remaja.
Melibatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler, kepramukaan, olahraga, seni, atau komunitas yang sehat akan memberikan ruang ekspresi yang konstruktif dan membangun jaringan sosial yang baik.
Remaja yang aktif dalam kegiatan positif akan lebih mudah menemukan jati diri dan merasa dihargai, sehingga kecil kemungkinan mereka terjerumus dalam pergaulan bebas.
Pada akhirnya, pencegahan pergaulan bebas bukan hanya tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan, melainkan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial.
Sinergi dari semua pihak diperlukan untuk menciptakan generasi muda yang berakhlak mulia, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan zaman. Dengan menguatkan iman, menjaga hubungan keluarga, memberikan pendidikan yang tepat, serta mengarahkan remaja pada kegiatan positif, kita dapat membentengi mereka dari pengaruh negatif dan membantu mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang berdaya guna bagi agama, bangsa, dan negara.
NARA SUMBER Muhammad Ali Akbar, M.Pd.I.
EDITOR
WIRA TAPAKTUAN 1984 TIPIKOR
Tidak ada komentar