Pentingnya Praktik Pembelajaran Tajhizul Mayyit bagi Remaja Oleh: Muhammad Ali Akbar, S.Pd.I., M.Pd.I.

waktu baca 5 menit
Rabu, 24 Sep 2025 08:37 13 Admin Pusat

Kematian adalah sebuah kepastian yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia.

Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:.

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ ۝٥٧

“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
(QS. Al-‘Ankabut: 57)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa cepat atau lambat, semua manusia akan menghadapi kematian.

Oleh karena itu, Islam memberikan tuntunan yang jelas mengenai bagaimana seorang muslim harus diperlakukan ketika ia wafat.

Tuntunan tersebut dikenal dengan Tajhizul Mayyit (pengurusan jenazah), yang meliputi memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah.

Mengurus jenazah merupakan kewajiban fardhu kifayah.

Artinya, apabila sebagian kaum muslimin sudah melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban yang lain. .

Namun, jika tidak ada yang melaksanakannya, maka semua orang akan berdosa.

Dari sinilah, pembelajaran Tajhizul Mayyit menjadi sangat penting untuk diajarkan, khususnya kepada kalangan remaja sebagai generasi penerus umat.

Urgensi Pembelajaran Tajhizul Mayyit bagi Remaja

Masa remaja adalah fase penting dalam kehidupan manusia, di mana mereka berada pada posisi pencarian jati diri, pembentukan karakter, serta penguatan nilai-nilai spiritual.

Pada fase ini, pembelajaran agama tidak cukup hanya dalam bentuk teori, tetapi harus diwujudkan dalam praktik nyata yang menyentuh kehidupan sosial.

Praktik Tajhizul Mayyit memberikan manfaat besar bagi
remaja, di antaranya:

Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Sosial

Mengurus jenazah adalah bagian dari kepedulian sosial dan bentuk solidaritas terhadap sesama muslim.

Dengan membiasakan remaja mempelajari Tajhizul Mayyit, mereka akan lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat, terutama dalam kondisi berduka.

Melatih Keterampilan Praktis Keagamaan
Ilmu Tajhizul Mayyit bukan hanya teori, tetapi praktik nyata yang membutuhkan keterampilan. Remaja yang terbiasa mempelajarinya akan siap membantu masyarakat, sehingga tidak bergantung hanya pada kalangan tua atau tokoh agama.

Membangun Kesadaran Akhirat
Mengurus jenazah akan menumbuhkan kesadaran bahwa hidup di dunia bersifat sementara.

Kesadaran ini sangat berpengaruh pada akhlak remaja, karena mereka akan lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan, menghindari perbuatan dosa, serta termotivasi untuk memperbanyak amal shalih.

Mendorong Inovasi dalam Dakwah Sosial
Pembelajaran Tajhizul Mayyit bisa dikemas secara kreatif,

Misalnya dengan simulasi pemulasaran jenazah, pelatihan di masjid, atau membuat media digital pembelajaran. Dengan begitu, remaja dapat berinovasi dalam menyebarkan ilmu agama, bukan hanya menerima secara pasif.

Landasan Al-Qur’an dan Hadis
Islam memberikan dasar yang kuat mengenai pentingnya keterlibatan umat dalam mengurus jenazah.

Selain ayat Al-Qur’an di atas, terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan hak sesama muslim:

حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima:
Menjawab Salam, Menjenguk yang Sakit, Mengikuti Jenazah, Memenuhi Undangan, dan Mendoakan yang Bersin.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa mengikuti dan mengurus jenazah adalah bagian dari kewajiban sosial yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW bahkan memberikan motivasi khusus terkait pahala besar bagi mereka yang menyalatkan dan menguburkan jenazah:

مَنْ شَهِدَ الجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّيَ، فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ ، قِيلَ: وَمَا القِيرَاطَانِ؟ قَالَ: مِثْلُ الجَبَلَيْنِ العَظِيمَيْنِ

“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dishalatkan, maka baginya pahala satu qirath.

Dan barangsiapa yang menyaksikan hingga dikuburkan, maka baginya dua qirath.”

Ditanyakan, ‘Apakah dua qirath itu?’ Beliau menjawab, ‘Seperti dua gunung besar.’
(HR. Bukhari No 1325 dan Muslim No 945)

Hadis ini tidak hanya menekankan kewajiban, tetapi juga mengajarkan bahwa Allah memberikan pahala yang sangat besar bagi siapa saja yang terlibat dalam Tajhizul Mayyit.

Implementasi Pembelajaran bagi Remaja

Agar remaja mampu menguasai keterampilan ini, diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Beberapa langkah implementasi yang bisa dilakukan di sekolah, pesantren, atau majelis taklim adalah:

Praktikum Langsung
Menyediakan pelatihan berupa simulasi memandikan, mengkafani, menyalatkan, hingga menguburkan jenazah.

Simulasi ini bisa menggunakan boneka atau peraga khusus agar remaja terbiasa dengan tahapan yang benar.
Integrasi dalam Kurikulum Keagamaan

Tajhizul Mayyit perlu menjadi bagian dari mata pelajaran fiqh di sekolah, bukan hanya teori, tetapi praktik yang dinilai sebagai keterampilan wajib.
Kegiatan

Ekstrakurikuler
Membentuk tim remaja masjid atau kelompok belajar yang fokus pada pelatihan sosial-keagamaan, termasuk pengurusan jenazah.
Pemanfaatan Media Digital

Remaja dapat diarahkan untuk membuat video tutorial, e-modul, atau infografis tentang tata cara Tajhizul Mayyit, sehingga dakwah bisa menjangkau masyarakat luas.

Penutup
Praktik pembelajaran Tajhizul Mayyit bagi remaja merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.

Selain menjadi kewajiban syar’i sebagai fardhu kifayah, keterampilan ini juga membekali remaja dengan tanggung jawab sosial, kedewasaan spiritual, dan semangat inovasi dalam berdakwah.
Dengan membekali remaja ilmu dan keterampilan ini, umat Islam akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara moral dan spiritual.

Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli, bermanfaat bagi masyarakat, serta selalu mengingat kehidupan akhirat.

Penyuluh Agama Islam Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tapaktuan bekerjasama dengan Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Aceh Selatan melaksanakan praktik Tajhizul Mayyit bagi para santri dan remaja.

Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu, 20 September 2025, dengan tujuan memberikan pemahaman sekaligus keterampilan praktis kepada generasi muda tentang pentingnya pengurusan jenazah sesuai tuntunan syariat Islam.

Kegiatan ini turut didukung penuh oleh pimpinan MUQ Aceh Selatan, Dr. (C) Tgk. Muhammad Ridho Agung, M.Ag. Beliau menyampaikan bahwa kolaborasi antara KUA dan lembaga pendidikan sangat penting dalam menanamkan ilmu-ilmu fardhu kifayah kepada remaja.

Dengan demikian, generasi muda tidak hanya kuat dalam akademik, tetapi juga siap berperan aktif dalam kehidupan sosial keagamaan di tengah masyarakat.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para remaja mampu menguasai keterampilan Tajhizul Mayyit dan menjadi pelopor dakwah sosial di lingkungannya masing-masing.

Sehingga nilai-nilai Islam terus hidup dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

NARA SUMBER
Muhammad Ali Akbar, S.Pd.I., M.Pd.I.

EDITOR @ WIRA TAPAKTUAN 1984 TIPIKOR

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA