Maluku, Kpktipikor.id -Umat Katolik di Desa Atubul Da, Kepulauan Tanimbar, mengikuti Ibadah Minggu pada 3 Agustus 2025 dengan penuh kekhusyukan di Gereja Stasi Santo Mikael. Ibadah yang dimulai pukul 08.00 WIT tersebut dipimpin oleh Pastor Anton Fanumbi dan dihadiri oleh Dewan Gereja bersama umat Stasi.
Dengan mengangkat tema “Hidup Bijaksana”, ibadah kali ini menitikberatkan pada permenungan mendalam dari Kitab Pengkhotbah, yang mengajarkan pentingnya kebijaksanaan ilahi dalam menjalani setiap aspek kehidupan.
Dalam khotbahnya, Pastor Anton menyoroti makna sejati kehidupan yang tidak terletak pada akumulasi harta dan jabatan duniawi, tetapi pada hidup yang seimbang, antara spiritualitas dan tanggung jawab duniawi.
“Pengkhotbah mengingatkan kita semua bahwa ada waktu untuk segala sesuatu di bawah langit. Kita diajak untuk hidup bijaksana, menikmati hasil jerih payah dengan hati yang takut akan Tuhan, dan tidak terjebak dalam kesia-siaan dunia,” ungkap Pastor Anton Fanumbi di hadapan umat.
Lebih lanjut, Pastor menjelaskan bahwa fase-fase kehidupan, seperti lahir dan mati, menangis dan tertawa, mencintai dan membenci, merupakan bagian dari dinamika hidup yang perlu disikapi dengan iman dan ketulusan. Dalam konteks itu, umat diundang untuk melihat setiap musim kehidupan sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam kebijaksanaan dan kedewasaan rohani.
Ibadah berlangsung penuh kekhidmatan, ditandai dengan puji-pujian dan respons umat yang antusias dalam mengikuti setiap bagian liturgi. Dewan Gereja menyatakan bahwa tema “Hidup Bijaksana” merupakan pengingat yang relevan di tengah tantangan kehidupan modern yang seringkali menjauhkan manusia dari nilai-nilai kekekalan.
“Kita berharap umat semakin memahami bahwa hidup bijaksana bukan berarti menjauhi dunia, tetapi justru hadir di dalam dunia dengan terang iman dan hikmat dari Tuhan,” ujar salah satu anggota Dewan Gereja Stasi Santo Mikael.
Melalui ibadah ini, Gereja menegaskan kembali komitmennya untuk membina umat agar hidup berakar dalam firman Tuhan, bertumbuh dalam kasih, dan menghasilkan buah kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, Pastor Anton mengajak umat untuk terus merenungkan makna hidup sejati, dengan senantiasa bersandar pada penyertaan Tuhan, karena dari Dialah datang segala hikmat dan pengertian.
“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Marilah kita hidup bijaksana di hadapan-Nya, karena hanya kepada-Nya kita kembali,” tutup Pastor Anton dengan penuh keteduhan.
Penulis (Hetreda Oktovina Jusuf)
Tidak ada komentar