Tapaktuan 11 Oktober 2025 Al-Qur’an adalah cahaya yang menerangi kehidupan manusia, petunjuk bagi yang beriman, dan sumber ilmu yang tak pernah padam sinarnya.
Di tengah pesatnya arus modernisasi, upaya untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an di kalangan mahasiswa menjadi sangat penting. Salah satu langkah nyata dalam menjaga cahaya itu agar tetap menyala adalah melalui program Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di lingkungan kampus.
Pembelajaran BTQ bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan Islam. Namun, di balik kesederhanaannya tersimpan tantangan besar: bagaimana memastikan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an berjalan seimbang. Tidak sedikit mahasiswa yang fasih membaca ayat-ayat suci, tetapi masih kesulitan dalam menulis huruf-huruf hijaiyah dengan benar. Kondisi ini menjadi perhatian penting, khususnya bagi mahasiswa STAI Tapaktuan Aceh Selatan, terkhusus Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2025, yang kelak akan menjadi pendidik dan teladan bagi generasi berikutnya.
Pada hari Jumat siang, 10 Oktober 2025,
Penulis melakukan evaluasi untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an. Hasilnya cukup menarik.
Sebagian besar mahasiswa mampu membaca Surah Al-Fiil dengan lancar tanpa melihat mushaf, karena surah ini tergolong pendek dan telah banyak dihafal.
Namun, ketika diminta menuliskannya tanpa melihat teks, hasilnya beragam: ada yang menulis dengan baik dan rapi, tetapi ada pula yang tulisannya belum terbaca dengan jelas.
Fenomena ini menunjukkan bahwa pendampingan dan pembinaan melalui program BTQ masih sangat diperlukan dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
Lebih dari sekadar melatih kemampuan teknis, program BTQ sejatinya bertujuan menumbuhkan kecintaan dan kedekatan spiritual terhadap Al-Qur’an. Mahasiswa tidak hanya diajak membaca dan menulis, tetapi juga memahami makna, meneladani nilai-nilai, dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Ketika kecintaan terhadap Al-Qur’an tumbuh, maka Al-Qur’an tidak lagi sekadar bacaan di bibir, melainkan menjadi cahaya yang menerangi hati dan menuntun setiap langkah kehidupan.
Dalam konteks perguruan tinggi Islam, BTQ memegang peranan penting dalam membentuk generasi Qur’ani—yakni mahasiswa yang cerdas intelektual, kuat spiritual, dan luhur akhlaknya. Dengan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an yang baik, diharapkan mahasiswa STAI Tapaktuan mampu mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam setiap aktivitas, baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat.
Cahaya Al-Qur’an harus terus bersinar di kampus sebagai sumber inspirasi moral dan pemandu perilaku civitas akademika agar senantiasa terjaga dari perbuatan tercela.
Sebagaimana firman Allah SWT:
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ ٩
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
(QS. Al-Isra’: (17) 9)
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan.
Membaca dan menulis Al-Qur’an bukan hanya aktivitas akademik, melainkan ibadah yang memperkuat iman dan menyucikan jiwa.
Melalui program BTQ, STAI Tapaktuan Aceh Selatan memiliki peran strategis dalam menjaga cahaya Al-Qur’an agar tetap menyinari kampus.
Dari sinilah diharapkan lahir generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter Qur’ani menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sumber nilai, dan cahaya yang menerangi perjalanan mereka menuju ridha Allah SWT
Nara Sumber : Muhammad Ali Akbar, M.Pd.I.
Penyuluh Agama Islam KUA Tapaktuan dan Dosen STAI Tapaktuan
EDITOR
@ WIRA TAPAKTUAN 1984 TIPIKOR
Tidak ada komentar