Purworejo-Jateng, kpktipikor.id – .Untuk kelancaran lalu lintas dan keselamatan bersama, kendaraan berat dengan sumbu 3 atau lebih dihimbau untuk tidak melintas di jalur Purworejo – Magelang via Kalijambe.
Langkah ini diambil menyusul kecelakaan truk lantaran rem blong yang terjadi lagi di Turunan Kalijambe Kabupaten Purworejo itu pada Selasa (13/05/25).
Sebelumnya, insiden pertama truk pasir diduga rem blong menghantam angkutan yang mengangkut rombongan guru Rabu (07/05/25). Sepuluh guru meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kebijakan pelarangan kendaraan berat dengan sumbu 3 atau lebih melintas di tanjakan Kalijambe tersebut berdampak positif, jalan di tanjakan Kalijambe menjadi lebih lancar dan aman bagi pengguna jalan yang sering lewat tanjakan Kalijambe.
Reporter kpktipikor juga sudah membuktikan pada hari Sabtu, 28 Juni 2025 jalan di tanjakan Kalijambe ramai lancar, tidak seperti biasanya terhambat truk besar yang merambat pelan.
Tapi lain halnya dengan usaha jasa yang biasa melayani truk-truk besar yang melintas dengan intensitas tinggi di Jalur Jalan Kalijambe.
Menurut Priyono Owner Warung Rica-rica Mbak Tun Kalijambe dan Warung lesehan 5758, di Kalijambe biasanya sopir truk dari Cilacap dan Kebumen beristirahat mandi sambil mendinginkan mesin sebelum mulai melewati tanjakan.
Operator truk-truk besar tersebut beristrihat sambil makan dan minum di warung-warung sebelum tanjakan Kalijambe.
Akibat sudah tidak ada lagi truk besar yang lewat, warung-warung Besar dan kecil sekarang kehilangan pelanggan utamanya.
Menurut warga Kalijambe RT 03 RW 04 ini, Omzet mereka turun ada yang mencapai tinggal 25%, bahkan harus tutup karena sudah tidak ada lagi pelanggan utama mereka.
Warungnya sendiri berkurang omzetnya kurang lebih 25% persen, karene selain Sopir Truk pelangganya ada yang memakai mobil pribadi dan motor.
Dia juga berujar kalau Relawan pengatur lalu lintas sekarang juga ikut berkurang drastis penghasilanya, malam hari biasanya penghasilan bisa mencapai 100rb per orang dengan 2 sampai 4 orang petugas.
Dia juga mempertanyakan kenapa truk kosong tidak boleh lewat juga, padahal kalau truk kosong kan aman-aman saja.
Dia juga berujar bahwa truk yang blong bukan hanya truk tronton saja, mobil Colt Diesel juga berulang kali mengalami insiden rem blong.
Masyarakat juga heran, Kenapa DISHUB memasang banyak baliho peringatan di tempat yang rawan laka bukan di area sebelumnya supaya Sopir bisa antisipasi di awal.
Peringatan di Lokasi rawan tidak ada gunanya bagi sopir, karena kalau di tempat rawan itu terjadi insiden sopir sudah tidak bisa antisipasi apa-apa.
Priyono juga berharap upaya dari pemerintah membangun jalur penyelamat dan pemasangan rambu-rambu bisa membolehkan lagi truk-truk besar lewat Kalijambe, sehingga warung-warung dan Supelantas bisa hidup lagi.
Mari jaga keamanan dan kenyamanan bersama di jalan!
Joko Santoso – Purworejo
Tidak ada komentar