Tegang “Dua Pemuda Seira Dikeroyok di Batuputih”

waktu baca 2 menit
Senin, 30 Jun 2025 00:43 0 Admin KPK

Wermakatian, kpktipikor.id – Kasus pengeroyokan brutal terjadi di Desa Batuputih, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, pada Sabtu (28/6/2025) malam sekitar pukul 23:45 WIT. Dua pemuda asal Seira, Sely Kanat dan Kani Sairdekut, menjadi korban penganiayaan oleh lima pemuda Desa Batuputih yang diduga dalam kondisi mabuk. Polsek Wermaktian diminta segera mengusut tuntas insiden berdarah ini sebelum konflik antar pemuda desa semakin meluas.

Menurut keterangan korban, insiden bermula saat para pelaku sedang mencuci kendaraan Tosa dengan lampu sen menyala. Saat itu, Sely dan Kani yang sedang memuat kopra di sekitar lokasi meminta para pelaku untuk mematikan lampu. Permintaan itu justru dianggap sebagai bentuk penghinaan dan Caci Maki oleh para pelaku yang sudah dipengaruhi alkohol. Tak terima, kelima pemuda Batuputih langsung mengejar Sely dan Kani hingga ke dalam hutan lalu melakukan pengeroyokan.

“Kami dipukul beramai-ramai. Baju saya disobek, kepala saya dihantam, dan kami hanya bisa lari menyelamatkan diri,” ungkap Sely Kanat kepada wartawan saat dihubungi via telepon. Dia menyebut salah satu pelaku utama adalah Thobias Fatbinan yang memimpin aksi kekerasan itu bersama empat temannya.

Upaya mediasi yang digelar Pemerintah Desa Batuputih di balai desa pada Minggu (29/6/2025) siang justru berakhir ricuh. Sejumlah pemuda yang diduga masih dalam pengaruh miras datang ke lokasi dan membuat kekacauan. Salah seorang dari mereka bahkan memecahkan kaca jendela balai desa hingga tangannya terluka, menyebabkan suasana semakin tidak kondusif dan pertemuan bubar dengan sendirinya.

Ketegangan kian meningkat ketika malam ini, sekelompok pemuda dari Seira yang dipimpin Jad Maselah dan komunitas Lima Satu Seira memutuskan untuk mendatangi Desa Batuputih. Mereka berencana melakukan aksi lanjutan sebagai bentuk protes terhadap tindakan penganiayaan yang dialami rekan mereka. Kekhawatiran pun merebak di kalangan warga, mengingat potensi konflik horizontal yang lebih besar bisa terjadi.

Hingga berita ini diturunkan, Polsek Wermaktian belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah hukum yang akan diambil. Namun desakan dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, agar kepolisian segera menangkap para pelaku dan mencegah eskalasi konflik terus menguat. Warga berharap aparat tidak tinggal diam melihat situasi yang berpotensi meledak sewaktu-waktu.

Situasi mencekam kini menyelimuti dua desa bertetangga tersebut. Warga dari kedua belah pihak diminta menahan diri dan tidak melakukan tindakan anarkis. Aparat keamanan diminta siaga dan melakukan pendekatan persuasif guna mencegah pecahnya bentrokan susulan yang bisa mengancam keselamatan masyarakat sipil.

Catatan: masih mencari identitas para pelaku yang melakukan pengeroyokan terhadap korban

Redaksi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA