Soliditas Wartawan Tanimbar Terancam Retak, Pemerhati Minta Hentikan Saling Serang

waktu baca 2 menit
Jumat, 25 Jul 2025 20:14 11 Kaperwil Maluku

Maluku, kpktipikor.id – Ketegangan antarjurnalis di Kabupaten Kepulauan Tanimbar kian mencemaskan. Rentetan kesalahpahaman internal mengancam kerukunan dan kekompakan dalam tubuh keluarga besar wartawan lokal. Kondisi ini menuai keprihatinan dari berbagai kalangan, termasuk pemerhati sosial Tanimbar yang angkat suara dan menyerukan pentingnya persatuan dalam profesi jurnalistik.

“Saya minta para wartawan solid, konsentrasi bekerja, dan tidak ada rencana saling menyerang,” ujarnya kepada awak media di Rumah Makan Barista, Saumlaki, Jumat (25/7/2025). Pukul 18:00 WIT.

Menurutnya, konflik dan ego sektoral di antara para jurnalis hanya akan mencederai marwah profesi kewartawanan. Ia meminta agar semua insan pers di Tanimbar kembali kepada roh utama jurnalistik: mengabdi kepada kebenaran dan kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi.

Menanggapi pertanyaan soal penyebab miskomunikasi antarsesama jurnalis, Pemerhati Sosial Tanimbar yang meminta namanya tidak dipublikasikan ini, menilai, faktor utama berasal dari lemahnya manajemen organisasi dan kurangnya edukasi etik profesi.

“Wartawan harus bisa membentengi diri, cerdik menangkis isu, dan tetap rendah hati dalam melayani publik serta memberantas ketidakadilan,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya organisasi pers yang berfungsi aktif dalam mengelola dan membina anggotanya, bukan sekadar formalitas. Bahkan, ia mendorong seluruh wartawan di Tanimbar untuk menyatukan tekad membentuk satu wadah organisasi yang solid dan kredibel.

“Buang ego, saling edukasi. Kalau sudah bergabung dalam dunia jurnalistik, berarti kita sudah berintelektual. Jangan saling menjatuhkan,” ujarnya mengingatkan.

Dalam pernyataan tegasnya, ia turut mengimbau wartawan yang belum mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) agar segera mempersiapkan diri dan terus belajar. Hal ini penting demi menjaga legitimasi dan integritas profesi yang saat ini semakin disorot publik.

“Kalau tidak kompeten, kita bisa dipandang sebelah mata dan disebut ‘wartawan bodrex’. Ini yang harus kita hindari bersama,” sindirnya.

Pesan akhirnya jelas: hentikan konflik internal, kembalilah ke esensi jurnalistik yang bermartabat. Sebab, hanya dengan bersatu dan menjaga etika profesi, jurnalis Tanimbar bisa tampil sebagai garda terdepan penegak informasi yang kredibel.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA