Tapaktuan Hari kelahiran bukan sekadar momen bertambahnya usia, tetapi menjadi penanda awal perjuangan yang luar biasa dari seorang ibu.
Di hari itulah, seorang perempuan mempertaruhkan hidup dan nyawanya demi menghadirkan kehidupan baru ke muka bumi.
Setiap detik perjuangan yang ia lalui sejak mengandung, melahirkan, hingga membesarkan anak, merupakan bukti cinta dan pengorbanan yang tidak ternilai.
Islam memuliakan kedudukan seorang ibu dan wanita secara keseluruhan. Rasulullah ﷺ menegaskan keutamaan ibu dalam sabdanya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Ia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Ia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Ia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ayahmu.'”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut menunjukkan betapa tingginya derajat ibu dibandingkan yang lain.
Bahkan tiga kali Rasulullah ﷺ menyebutkan ibu sebelum ayah, karena besarnya pengorbanan yang telah diberikan sejak awal kehidupan anak.
Selain ibu, Islam juga mengajarkan agar setiap laki-laki menjaga empat wanita dalam hidupnya: ibu, istri, saudara perempuan, dan anak perempuan.
Keempat sosok ini memiliki kedudukan mulia dan menjadi amanah yang harus dijaga kehormatannya.
Allah ﷻ berfirman:
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُۗ وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًاۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا ٣
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…”
(QS. An-Nisa: 34)
Ayat ini bukan bermakna laki-laki boleh berlaku semena-mena, tetapi menegaskan bahwa tanggung jawab menjaga, membimbing, dan melindungi wanita merupakan kewajiban besar yang harus ditunaikan dengan kasih sayang, keadilan, dan kesungguhan.
Menjaga marwah wanita bukan hanya soal fisik, tetapi juga tentang menjaga martabat, mendidik dengan ilmu, memberikan ruang tumbuh, serta menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan penghargaan.
Hal ini memerlukan waktu, kesabaran, dan pembelajaran yang berkelanjutan.
Di hari istimewa ini, izinkan saya Akbar mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Umi A.S.H. atas perjuangan dan pengorbanan yang tiada henti dalam mendidik anak-anak.
Semoga perjalanan hidup ini terus kita lalui bersama dalam ridha Allah ﷻ.
Selamat Ulang Tahun, pada hari ini 28 September 2025. semoga berkah umur yang diberikan
Doa kami, semoga Agib, Syauqi, dan Hanif tumbuh menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua, menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, serta bermanfaat bagi sesama.
Dan kepada Umi tercinta, selamat milad, semoga setiap detik kehidupan senantiasa dipenuhi keberkahan, kesehatan, dan cinta Ilahi.
Wanita adalah tiang kehidupan. Bila ia mulia dan terjaga, maka kuatlah keluarga, kokohlah masyarakat, dan jayalah peradaban. Oleh karena itu, menjaga wanita berarti menjaga masa depan umat.
NARA SUMBER Muhammad Ali Akbar S. Pd. I, M. Pd. I
EDITOR
@ WIRA TAPAKTUAN 1984
Tidak ada komentar