Tanimbar, Maluku, kpktipikor.id –
Ketegangan antarwarga kembali membara di Pulau Sukler, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Bentrokan yang nyaris meluas pada Sabtu (26/7/2025) pukul 16.30 WIT memicu desakan dari masyarakat Seira agar Kodim 1507/Saumlaki segera menurunkan personel TNI untuk mencegah konflik susulan.
Permintaan itu disampaikan melalui Babinsa Seira, Sertu Pieter Siahaya, yang melaporkan bahwa situasi keamanan membutuhkan penguatan pasukan, terutama untuk mencegah potensi kerusuhan horizontal yang lebih luas. Dalam laporan tertulisnya kepada Komandan Kodim,
Ia menekankan bahwa tensi sosial di Seira sangat tinggi dan berbeda dibanding wilayah lain di Tanimbar.
Oleh karena itu, penambahan kekuatan pengamanan sangat dibutuhkan guna mencegah konflik susulan dan menjaga kondusivitas persaudaraan antar kelompok masyarakat di wilayah yang dikenal memiliki karakteristik sosial unik dan rawan gesekan horizontal.
“Saya khawatir situasi bisa berkembang tidak terkendali. Saya masih berada di Seira dan memohon agar Danramil dan personel bisa diturunkan segera di Seira, dan sekaligus melakukan pengamanan di pulau Sukler bersama Polsek Wermaktian,” tulis Sertu Pieter dalam laporannya, Minggu (27/7/2025).
Berdasarkan laporan yang diterima kpktipikor.id, bentrok dipicu oleh keberadaan Keluarga Watutman yang menjaga lahan yang mereka klaim sebagai milik pribadi di Pulau Sukler. Keberadaan mereka selama dua hari memicu reaksi dari Keluarga Lenanduan, yang datang ke lokasi dengan tiga unit speedboat membawa sekitar 40 orang.
Situasi memanas. Bentrok fisik tak terhindarkan. Lemparan batu dan kayu diarahkan ke pihak Watutman, hingga perahu mereka ditabrak dan mengalami kerusakan parah. Dua orang mengalami luka akibat lemparan batu: Bory Watutman (60) dan Nikolas Kuwai (60).
Setelah itu, Kedua belah pihak pihak Keluarga akhirnya kembali ke Kampung Seira keesokan harinya pada pukul 07.30 WIT, dan hingga berita ini diterbitkan, kondisi di lapangan masih dalam keadaan terkendali, namun potensi konflik lanjutan sangat tinggi terjadi pada hari Senin dan Selasa.
Merespons eskalasi tersebut, warga Seira meminta Kodim 1507/Saumlaki segera mengirimkan personel tambahan ke wilayah Seira paling lambat pada Senin (28/7/2025). Mereka menilai langkah itu krusial untuk meredam konflik dan menjaga kondusivitas antarwarga yang selama ini rawan tersulut akibat sengketa lahan dan garis genealogis.
Terlepas dari itu, Kondisi geografis yang terpencil serta jumlah personel keamanan Polsek Wermaktian yang sangat terbatas di wilayah Seira menjadi alasan mendesak bagi keterlibatan langsung TNI.
Insiden di Pulau Sukler menjadi cerminan pentingnya pendekatan keamanan berbasis kultural dan dialogis dalam menangani konflik lokal di wilayah kepulauan seperti Tanimbar.
Untuk itu, Masyarakat berharap agar Kodim 1507/Saumlaki, segera mengambil langkah cepat untuk mencegah konflik horizontal meluas dan menjaga harmoni sosial yang telah lama dibangun di Seira.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kodim 1507/Saumlaki belum memberikan pernyataan resmi. Namun, masyarakat Seira berharap agar TNI-Polri segera hadir sebagai penengah, sebelum konflik menjadi besar dan akan mengakibatkan pertumpahan dara.
Tidak ada komentar