Makassar Membara: Gedung DPRD Dibakar, Nyawa Melayang di Tengah Ricuh

waktu baca 3 menit
Sabtu, 30 Agu 2025 11:57 84 Wakaperwil Maluku

Makassar, Kpktipikor.id – Aksi demonstrasi menuntut pembubaran DPR berakhir ricuh di Kota Makassar, Jumat malam (30/8/2025). Massa yang tergabung dalam gerakan “Bubarkan DPR” menyerbu kantor DPRD Kota Makassar di Jalan Pettarani serta kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo. Bentrokan tak terelakkan, gedung DPRD terbakar hebat, puluhan kendaraan hancur, dan korban jiwa pun berjatuhan.

Massa aksi terdiri dari elemen mahasiswa, aktivis, dan masyarakat umum yang sejak sore telah berkumpul dengan membawa spanduk, pengeras suara, serta yel-yel menuntut agar DPR dibubarkan. Mereka menilai DPR tidak lagi aspiratif dan gagal memperjuangkan kepentingan rakyat.

Awalnya, demonstrasi berlangsung damai dengan orasi yang disuarakan bergantian. Namun, sekitar pukul 20.00 WITA, suasana memanas ketika beberapa oknum mulai melempari gedung DPRD Kota Makassar dengan batu. Ketegangan meningkat cepat, hingga lemparan molotov membuat api berkobar di bagian depan gedung.

Kebakaran semakin tak terkendali ketika api menyambar belasan mobil dinas dan kendaraan pribadi yang terparkir di halaman kantor DPRD. Sedikitnya enam unit sepeda motor turut hangus dilalap api, sementara asap hitam membumbung tinggi menutupi langit Makassar.

Situasi berubah mencekam saat ratusan demonstran berusaha mendobrak pintu utama untuk masuk ke dalam gedung DPRD. Beberapa staf ASN yang masih berada di dalam terjebak kepanikan. Dalam upaya menyelamatkan diri, seorang pegawai nekat melompat dari lantai atas. Malang, nyawanya tak tertolong meski sempat dilarikan ke rumah sakit.

Polisi yang berjaga di lokasi mencoba menghalau massa dengan water cannon. Namun jumlah massa yang besar membuat aparat kewalahan. Bentrokan berlangsung sengit, dengan beberapa polisi dan demonstran dilaporkan mengalami luka-luka.

Hingga tengah malam, api baru berhasil dikendalikan setelah puluhan mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Meski begitu, kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mencakup kerusakan gedung, kendaraan, serta dokumen penting milik DPRD Kota Makassar.

Seorang saksi mata, Rahmat (29), mengaku melihat langsung kobaran api dari jarak dekat. “Saya lihat orang-orang panik, ada yang teriak minta tolong dari dalam gedung. Api cepat sekali membesar, polisi juga tidak sanggup langsung amankan situasi,” ujarnya.

Menurut keterangan Kapolrestabes Makassar, pihaknya masih menyelidiki siapa dalang provokasi di balik kerusuhan ini. “Kami menghormati kebebasan berpendapat, tetapi aksi yang merusak fasilitas negara dan mengorbankan nyawa jelas akan diproses hukum,” tegasnya.

Aksi demonstrasi menuntut pembubaran DPR ini bukanlah yang pertama. Dalam sepekan terakhir, gelombang aksi serupa juga terjadi di sejumlah daerah lain, termasuk Jakarta dan Surabaya. Makassar menjadi titik terpanas dengan eskalasi yang berujung tragis.

Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih melakukan penyisiran dan penjagaan ketat di sekitar lokasi. Sejumlah aktivis telah diamankan untuk dimintai keterangan, sementara masyarakat sekitar diminta tetap waspada dan menghindari kerumunan.

Peristiwa ini menambah daftar panjang catatan hitam demonstrasi di Indonesia yang berubah menjadi tragedi. Api, darah, dan air mata mewarnai jalanan Makassar, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan luka kolektif bagi demokrasi negeri ini. (RM)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA