Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com – Aktivis mahasiswa Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Ata Nanaryain, salah Pengurus GMKI Cabang Saumlaki menyerukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) agar memberikan perhatian serius terhadap pendidikan tinggi, khususnya Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA). Pernyataan tersebut disampaikannya usai menyampaikan orasinya di depan gedung DPRD setempat. Senin, (1/9/2025).
Dalam keterangannya kepada wartawan, Ia menegaskan bahwa perjuangan mahasiswa bukan sekadar untuk kepentingan kelompok tertentu, melainkan demi masa depan seluruh generasi muda di Tanimbar.
“Hari ini kita berdiri bukan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan kelompok, melainkan untuk kepentingan seluruh mahasiswa dan perguruan tinggi di Kepulauan Tanimbar,” ujarnya.
Ia menilai pemerintah daerah bersama DPRD belum menempatkan pendidikan tinggi sebagai prioritas pembangunan. Anggaran daerah, katanya, lebih banyak terserap untuk pembangunan infrastruktur fisik dibandingkan investasi sumber daya manusia.
Nanaryain menyoroti kondisi UNLESA yang menurutnya belum mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Fasilitas kampus masih terbatas, sementara beasiswa dan dukungan riset dinilai jauh dari harapan.
“Kami mahasiswa hari ini dibiarkan berjuang sendiri tanpa difasilitas, tanpa dukungan, tanpa keberpihakan dari pemerintah daerah,” katanya.
Ia menambahkan, sumber daya manusia merupakan investasi paling penting bagi pembangunan Tanimbar. Infrastruktur bisa mengalami kerusakan, namun SDM unggul akan menjadi fondasi yang kokoh untuk masa depan daerah.
“Apakah kualitas SDM di Tanimbar bisa dibangun dari pokir-pokir sempit? Tidak! Seribu kali tidak,” tegasnya.
Menurutnya, DPRD harus mengambil peran lebih kuat dalam memperjuangkan kepentingan mahasiswa. Ia menilai wakil rakyat tidak boleh sibuk dengan kepentingan politik praktis, melainkan harus fokus menjawab kebutuhan generasi muda.
“Para wakil rakyat lebih sibuk mengurus kolega dan kroninya, ketimbang memperjuangkan keberlangsungan Universitas Lelemuku,” ucapnya.
Kami mahasiswa tidak akan berhenti bersuara sampai ada kebijakan nyata dari pemerintah daerah dan DPRD.
“Kami, mahasiswa Tanimbar, tidak akan pernah berhenti bersuara sebelum hak pendidikan tinggi kami diperjuangkan. Kami tidak akan pernah diam sebelum ada alokasi anggaran yang jelas dan berpihak pada pembangunan SDM di daerah ini,” kata dia.
Ia juga mengingatkan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal kebijakan daerah. Menurutnya, DPRD harus membuka ruang dialog bersama mahasiswa dan pihak universitas untuk merumuskan langkah konkrit.
Menutup pernyataannya dengan penegasan bahwa perjuangan mahasiswa tidak akan pernah padam.
“Kami mahasiswa, kami rakyat Tanimbar, menuntut DPRD: perjuangkan pendidikan, perjuangkan Universitas Lelemuku, perjuangkan kualitas SDM di negeri ini. Jangan lagi kalian berpaling, karena kami ada di sini untuk terus mengawasi,” pungkasnya. (Nik Besitimur)
Tidak ada komentar