Inovasi Permen Daun Kelor, Siswa Tanimbar Raih Emas di Panggung Internasional

waktu baca 3 menit
Jumat, 27 Jun 2025 16:38 5 Kaperwil Maluku

Saumlaki, kpktipikor.id – Sebuah capaian membanggakan datang dari Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Dua siswa SMA Kristen Saumlaki, Nadila Rangkoratat dan Ferdi Masihin, berhasil meraih medali emas dalam ajang bergengsi International Youth Business Competition (IYBC) 2025 yang berlangsung secara luring di Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali, pada 19 hingga 23 Juni.

Riset inovatif bertajuk “Pengolahan Daun Kelor sebagai Permen Pencegah Stunting untuk Anak Balita” mengantarkan Nadila dan Ferdi meraih posisi puncak. Dalam versi internasional, proyek ini dipresentasikan dengan judul Processing Moringa (Moringa oleifera) Leaves as Stunting Prevention Candy for Children Aged 5 Years and Under (Toddlers).

Keberhasilan dua pelajar dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) ini menegaskan bahwa keterbatasan geografis bukanlah penghalang untuk berprestasi di level dunia. Selain medali emas, mereka juga dianugerahi penghargaan IYSA Semi Grand Award, menambah gemilang pencapaian mereka.

Kepala SMA Kristen Saumlaki, Andarias Batlayar, menyampaikan apresiasi atas prestasi anak didiknya. “Ini adalah prestasi luar biasa yang membanggakan, bukan hanya untuk sekolah, tapi juga bagi Kepulauan Tanimbar dan Provinsi Maluku,” kata Batlayar melalui pesan WhatsApp kepada kpktipikor.id, Minggu (22/6/2025).

Kompetisi IYBC 2025 diikuti oleh 81 tim yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Ajang ini menjadi medan kreativitas bagi generasi muda dalam bidang inovasi dan bisnis berbasis riset.

“Ini bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang. Anak-anak Tanimbar mampu bersaing secara internasional,” ujar Batlayar menegaskan. Ia berharap pencapaian ini dapat menjadi pemicu semangat bagi pelajar lainnya di wilayah kepulauan dan pelosok negeri.

Selain diakui di panggung kompetisi, hasil penelitian Nadila dan Ferdi juga akan dipublikasikan dalam jurnal internasional SNAPP Material Circular Economy, sebuah pengakuan akademik atas kontribusi anak negeri dalam menjawab tantangan stunting melalui pemanfaatan bahan lokal.

Kepala sekolah itu juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung proses riset Nadila dan Ferdi. Ia menyebut nama-nama juri bergengsi seperti Prof. Jose Rajan dari India, serta akademisi dalam negeri Prof. Henry Elim dan Prof. Mersi Papilaya dari Universitas Pattimura (Unpatti).

Rasa terima kasih juga dialamatkan kepada Yayasan Pendidikan Persekolahan Kristen (YPPK) melalui dukungan langsung dari Dr. J.B. Sitanala, serta semua guru SMA Kristen Saumlaki yang terlibat dalam membimbing proses penelitian.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, para orang tua siswa, dan masyarakat luas juga disebut turut berperan dalam memberi dukungan moral dan doa selama proses kompetisi hingga puncak kemenangan di Bali.

IYBC sendiri merupakan ajang tahunan yang digelar oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Universitas Warmadewa. Tujuannya adalah menjaring dan mengapresiasi gagasan-gagasan ilmiah dan bisnis dari para pelajar tingkat nasional dan internasional.

Dari Tanimbar untuk dunia, kisah Nadila dan Ferdi membawa inspirasi besar. Mereka membuktikan bahwa dari pulau-pulau kecil pun bisa lahir inovasi besar yang menjawab persoalan nyata bangsa, sekaligus menyuarakan semangat Indonesia muda di panggung global.

(Nik Besitimur)

Kabiro Kepulauan Tanimbar.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA