Dua Pemuda Seira Dikeroyok Brutal di Batuputih, Warga Desak Polres Tanimbar Segera Tahan Pelaku

waktu baca 2 menit
Senin, 30 Jun 2025 00:40 3 Kaperwil Maluku

Tanimbar, kpktipikor.id – Situasi keamanan di Kecamatan Wermaktian memanas setelah insiden pengeroyokan brutal terhadap dua pemuda asal Seira, Sely Kanat dan Kani Sairdekut, pada Sabtu (28/6/2025) malam. Aksi kekerasan yang dilakukan lima pemuda Desa Batuputih yang diduga dalam kondisi mabuk ini dikhawatirkan menjadi pemicu konflik horizontal yang lebih luas jika tidak segera ditangani tegas oleh pihak kepolisian.

Pengeroyokan terjadi sekitar pukul 23:45 WIT. Bermula dari hal sepele. lampu sen kendaraan Tosa milik para pelaku yang menyala saat dicuci, hingga berujung pada pengejaran dan pemukulan terhadap kedua korban yang tengah memuat kopra di sekitar lokasi. Permintaan korban agar lampu dimatikan justru dianggap penghinaan, memicu amarah para pemuda yang terpengaruh alkohol.

“Kami berdua dikeroyok di hutan. Baju saya disobek, kepala dipukul, kami terpaksa lari demi selamat,” tutur Sely Kanat, korban pengeroyokan, melalui sambungan telepon. Salah satu pelaku utama disebut berinisial T.F., yang memimpin empat rekannya melakukan kekerasan tersebut.

Upaya Pemerintah Desa Batuputih untuk memediasi kedua pihak keesokan harinya malah berujung ricuh. Sejumlah pemuda yang diduga masih dalam pengaruh miras mendatangi balai desa dan membuat keributan. Seorang pelaku bahkan memecahkan kaca jendela hingga tangannya berdarah, menyebabkan suasana makin tegang dan mediasi gagal total.

Ketegangan makin sulit dikendalikan saat malam ini, puluhan pemuda Seira yang dipimpin Jad Maselah bersama Komunitas Lima Satu Seira memutuskan mendatangi Desa Batuputih. Aksi ini sebagai bentuk protes atas pengeroyokan brutal yang mencederai harga diri kampung mereka. Warga kini cemas potensi bentrok susulan tidak bisa dihindari.

Sejumlah tokoh masyarakat mendesak Polsek Wermaktian dan Polres Kepulauan Tanimbar bertindak cepat dan tegas. Para pelaku yang telah jelas melanggar hukum dan mencederai hasil mediasi damai harus ditahan dan diproses sesuai hukum. Masyarakat menilai tindakan tegas diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang dan ketertiban masyarakat tetap terjaga.

“Kami minta polisi jangan hanya panggil klarifikasi, tapi tangkap dan tahan pelaku. Kalau dibiarkan bebas, akan memancing dendam antar desa. Ini bisa melebar ke mana-mana,” tegas salah satu tokoh adat Seira yang enggan disebut namanya.

Hingga berita ini ditulis, pihak Polsek Wermaktian belum mengeluarkan keterangan resmi. Namun warga berharap aparat segera bertindak, tidak menunggu situasi semakin memburuk.

Aparat keamanan juga diimbau melakukan pendekatan persuasif di lapangan, menenangkan massa, dan menjaga kampung agar tidak ada tindakan balas dendam yang bisa mengancam keselamatan warga sipil.

Desa Batuputih dan Seira kini menanti langkah tegas kepolisian. penegakan hukum yang adil demi meredam bara konflik sebelum api benar-benar membesar.

(Tim)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA