Bahlil Lahadalia Dorong Kewirausahaan di Pesantren, Cetak Santri Mandiri Hadapi Tantangan Ekonomi

waktu baca 4 menit
Kamis, 29 Mei 2025 23:01 28 Admin KPK

Bahlil Lahadalia Dorong Kewirausahaan di Pesantren, Cetak Santri Mandiri Hadapi Tantangan Ekonomi

Bahlil Lahadalia Dorong Kewirausahaan di Pesantren, Cetak Santri Mandiri Hadapi Tantangan Ekonomi

JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan, kali ini dengan menyasar kalangan pesantren. Dalam serangkaian kunjungan dan dialog di berbagai pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah selama sepekan terakhir, Bahlil menekankan pentingnya kewirausahaan bagi santri sebagai bekal menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Bahlil, yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), melihat pesantren sebagai potensi besar yang belum sepenuhnya termanfaatkan dalam ekosistem kewirausahaan nasional. Dengan jutaan santri yang tersebar di seluruh Indonesia, pesantren memiliki potensi untuk menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat lokal dan nasional.

"Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tapi juga bisa menjadi inkubator bisnis. Santri harus dibekali dengan keterampilan dan mindset wirausaha agar setelah lulus, mereka bisa mandiri dan menciptakan lapangan kerja," ujar Bahlil saat berdialog dengan ratusan santri di Pondok Pesantren [Nama Pesantren] di [Kota], Jawa Timur, kemarin.

Dalam dialog tersebut, Bahlil memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di bidang ekonomi, mulai dari persaingan global hingga disrupsi teknologi. Ia menekankan bahwa kewirausahaan adalah salah satu solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.

"Kita tidak bisa hanya bergantung pada lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah atau perusahaan besar. Kita harus menciptakan lapangan kerja sendiri, dan itu bisa dilakukan dengan berwirausaha," tegasnya.

Bahlil juga memaparkan berbagai program pemerintah yang mendukung pengembangan kewirausahaan, termasuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki suku bunga rendah dan persyaratan yang mudah. Ia mengajak para santri untuk memanfaatkan program tersebut untuk memulai bisnis mereka.

"Jangan takut untuk memulai bisnis. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Yang penting adalah kita terus belajar dan berinovasi," ujarnya.

Fokus pada Pengembangan Produk Unggulan Pesantren

Dalam kunjungannya ke berbagai pesantren, Bahlil juga menyoroti potensi pengembangan produk unggulan pesantren. Ia mencontohkan produk-produk seperti batik, kerajinan tangan, makanan olahan, dan produk pertanian yang dihasilkan oleh pesantren memiliki nilai jual yang tinggi.

"Pesantren memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Tinggal bagaimana kita mengolahnya menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi," kata Bahlil.

Ia juga mendorong pesantren untuk memanfaatkan teknologi digital dalam memasarkan produk-produk mereka. Dengan memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial, produk-produk pesantren dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

"Di era digital ini, kita harus melek teknologi. Santri harus bisa memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnis mereka," ujarnya.

Kolaborasi dengan Pihak Swasta dan Perguruan Tinggi

Untuk mendukung pengembangan kewirausahaan di pesantren, Bahlil menekankan pentingnya kolaborasi antara pesantren, pemerintah, pihak swasta, dan perguruan tinggi. Ia mengajak pihak swasta untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada santri dalam mengembangkan bisnis mereka.

"Pihak swasta memiliki pengalaman dan keahlian yang bisa dibagikan kepada santri. Kita bisa menciptakan sinergi yang saling menguntungkan," katanya.

Ia juga mengajak perguruan tinggi untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk unggulan pesantren. Dengan penelitian yang mendalam, produk-produk pesantren dapat ditingkatkan kualitasnya dan daya saingnya.

"Perguruan tinggi memiliki sumber daya intelektual yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan produk-produk pesantren," ujarnya.

Dukungan dari Kalangan Pesantren

Inisiatif Bahlil Lahadalia dalam mendorong kewirausahaan di pesantren mendapat sambutan positif dari kalangan pesantren. KH. [Nama Kiai], pengasuh Pondok Pesantren [Nama Pesantren] di [Kota], Jawa Tengah, mengapresiasi perhatian Bahlil terhadap pengembangan ekonomi pesantren.

"Kami sangat berterima kasih atas perhatian Bapak Bahlil terhadap pesantren. Ini adalah langkah yang sangat baik untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren," ujar KH. [Nama Kiai].

Ia juga berharap agar program-program pemerintah yang mendukung pengembangan kewirausahaan dapat diakses dengan mudah oleh pesantren.

"Kami berharap agar proses pengajuan KUR bisa disederhanakan agar lebih banyak pesantren yang bisa memanfaatkannya," harapnya.

Komitmen Partai Golkar untuk Ekonomi Kerakyatan

Inisiatif Bahlil Lahadalia dalam mendorong kewirausahaan di pesantren merupakan bagian dari komitmen Partai Golkar untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan. Partai Golkar percaya bahwa dengan memberdayakan masyarakat di tingkat bawah, ekonomi Indonesia akan semakin kuat dan berdaya saing.

"Partai Golkar akan terus berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk melalui pengembangan kewirausahaan di pesantren," kata Bahlil.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, Bahlil optimis bahwa pesantren dapat menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat lokal dan nasional. Ia berharap agar semakin banyak santri yang terinspirasi untuk menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

"Mari kita bersama-sama membangun ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan berkeadilan," pungkasnya.

[Tambahkan Kutipan Langsung dari Santri yang Diwawancarai]

Contoh: "Saya sangat termotivasi dengan apa yang disampaikan Bapak Bahlil. Saya ingin sekali memiliki bisnis sendiri setelah lulus dari pesantren," ujar [Nama Santri], santri kelas [Kelas] di Pondok Pesantren [Nama Pesantren].

[Tambahkan Foto Bahlil Lahadalia saat Berdialog dengan Santri]

Penulis: [Nama Penulis]
Editor: [Nama Editor]

Bahlil Lahadalia Dorong Kewirausahaan di Pesantren, Cetak Santri Mandiri Hadapi Tantangan Ekonomi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA