Ambulans Pembawa Jenazah Ditolak Isi BBM Bersubsidi di SPBU Barru, Keluarga Berduka Terlambat Antar ke Pemakaman

waktu baca 5 menit
Kamis, 29 Mei 2025 18:56 26 Admin KPK

Ambulans Pembawa Jenazah Ditolak Isi BBM Bersubsidi di SPBU Barru, Keluarga Berduka Terlambat Antar ke Pemakaman

Ambulans Pembawa Jenazah Ditolak Isi BBM Bersubsidi di SPBU Barru, Keluarga Berduka Terlambat Antar ke Pemakaman

Barru, Sulawesi Selatan – Sebuah insiden memilukan terjadi di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada hari [Tanggal Kejadian]. Sebuah ambulans yang membawa jenazah seorang warga ditolak untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) karena tidak memiliki barcode yang terdaftar dalam sistem MyPertamina. Akibatnya, perjalanan menuju tempat pemakaman terhambat, menyebabkan keluarga yang berduka semakin terpukul.

Peristiwa ini memicu kemarahan dan kekecewaan dari pihak keluarga, tokoh masyarakat, serta warganet yang menilai bahwa aturan tersebut tidak mempertimbangkan kondisi darurat dan kemanusiaan.

Kronologi Kejadian

Menurut keterangan dari [Nama Sopir Ambulans], sopir ambulans yang bertugas pada hari itu, kejadian bermula ketika ia hendak mengisi BBM jenis solar di SPBU [Nama SPBU] yang terletak di [Lokasi SPBU] sekitar pukul [Waktu Kejadian]. Ambulans tersebut sedang membawa jenazah [Nama Jenazah], seorang warga [Desa/Kelurahan] yang meninggal dunia karena [Penyebab Kematian]. Jenazah tersebut rencananya akan dibawa ke [Lokasi Pemakaman] untuk dimakamkan.

"Saya sudah menjelaskan kepada petugas SPBU bahwa ini ambulans sedang membawa jenazah dan kami butuh segera mengisi BBM untuk melanjutkan perjalanan. Tapi petugas tetap bersikeras meminta barcode MyPertamina," ujar [Nama Sopir Ambulans] dengan nada kesal saat diwawancarai oleh [Media yang Mewawancarai].

[Nama Sopir Ambulans] mengaku tidak memiliki barcode MyPertamina karena ambulans tersebut belum terdaftar dalam sistem tersebut. Ia juga menambahkan bahwa proses pendaftaran memerlukan waktu, sementara mereka harus segera mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman.

"Saya sudah memohon kepada petugas SPBU untuk memberikan pengecualian, tapi mereka tetap menolak. Akhirnya, kami terpaksa mencari SPBU lain yang mau melayani tanpa barcode," lanjutnya.

Akibat kejadian ini, perjalanan ambulans menjadi tertunda selama kurang lebih [Durasi Keterlambatan]. Keluarga yang berduka pun merasa sangat terpukul karena keterlambatan tersebut menambah kesedihan mereka.

Reaksi Keluarga dan Tokoh Masyarakat

[Nama Keluarga], salah seorang anggota keluarga yang ikut dalam ambulans tersebut, mengungkapkan kekecewaannya atas kejadian yang menimpa mereka. Ia menilai bahwa aturan yang diterapkan oleh SPBU tersebut tidak manusiawi dan tidak mempertimbangkan kondisi darurat.

"Kami sangat kecewa dengan kejadian ini. Ini jenazah orang tua kami, seharusnya ada pengecualian. Aturan memang penting, tapi kemanusiaan jauh lebih penting," ujarnya dengan nada sedih.

Hal senada juga diungkapkan oleh [Nama Tokoh Masyarakat], seorang tokoh masyarakat setempat. Ia mengecam tindakan petugas SPBU yang menolak melayani ambulans pembawa jenazah.

"Ini sangat memalukan. Seharusnya ada kebijakan yang lebih fleksibel untuk kendaraan-kendaraan yang sifatnya darurat, seperti ambulans. Jangan sampai aturan malah mempersulit masyarakat yang sedang berduka," tegasnya.

Penjelasan Pihak SPBU dan Pertamina

Menanggapi kejadian ini, [Nama Pihak SPBU], selaku pengelola SPBU [Nama SPBU], membenarkan adanya penolakan pengisian BBM terhadap ambulans tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihaknya hanya menjalankan aturan yang telah ditetapkan oleh Pertamina terkait penyaluran BBM bersubsidi.

"Kami hanya menjalankan aturan yang ada. Semua kendaraan yang ingin mengisi BBM bersubsidi harus memiliki barcode MyPertamina. Jika tidak, kami tidak bisa melayani," jelasnya.

Sementara itu, [Nama Pihak Pertamina], perwakilan dari Pertamina wilayah [Wilayah], menjelaskan bahwa aturan penggunaan barcode MyPertamina bertujuan untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran dan mencegah penyalahgunaan.

"Kami memahami adanya kejadian ini dan kami turut prihatin. Namun, aturan ini harus tetap ditegakkan untuk kepentingan bersama. Kami akan melakukan evaluasi terhadap kejadian ini dan mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang kembali," ujarnya.

[Nama Pihak Pertamina] juga menambahkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk memberikan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat mengenai aturan penggunaan barcode MyPertamina.

Tanggapan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Barru melalui [Nama Pejabat Pemda], selaku [Jabatan Pejabat Pemda], menyatakan keprihatinannya atas kejadian yang menimpa keluarga yang berduka. Ia berjanji akan segera melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina dan SPBU terkait untuk mencari solusi terbaik.

"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Kami juga akan memberikan bantuan kepada keluarga yang berduka," ujarnya.

[Nama Pejabat Pemda] juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mendaftarkan kendaraannya dalam sistem MyPertamina agar tidak mengalami kendala saat mengisi BBM bersubsidi.

Dampak dan Imbauan

Insiden ini menjadi viral di media sosial dan menuai berbagai komentar dari warganet. Banyak warganet yang mengecam tindakan petugas SPBU dan mendesak Pertamina untuk memberikan pengecualian bagi kendaraan-kendaraan yang sifatnya darurat, seperti ambulans, mobil pemadam kebakaran, dan kendaraan pengangkut bantuan bencana.

Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih bijaksana dalam menerapkan aturan dan mempertimbangkan aspek kemanusiaan. Diperlukan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat mengenai aturan penggunaan barcode MyPertamina, serta solusi yang lebih fleksibel bagi kendaraan-kendaraan yang membutuhkan BBM secara mendesak.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera mendaftarkan kendaraannya dalam sistem MyPertamina agar tidak mengalami kendala saat mengisi BBM bersubsidi. Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui website MyPertamina atau datang langsung ke gerai pendaftaran yang telah disediakan.

Kesimpulan

Insiden penolakan pengisian BBM terhadap ambulans pembawa jenazah di Barru menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan mengenai efektivitas dan fleksibilitas aturan penggunaan barcode MyPertamina. Diharapkan kejadian ini dapat menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi dan mencari solusi yang lebih baik, sehingga aturan dapat ditegakkan tanpa mengabaikan aspek kemanusiaan dan kondisi darurat.

Catatan:

  • Ganti informasi yang ada di dalam kurung siku ([…]) dengan informasi yang sesuai dengan fakta dan data yang ada.
  • Pastikan untuk mewawancarai pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat dan berimbang.
  • Gunakan bahasa yang lugas, jelas, dan mudah dipahami oleh pembaca.
  • Perhatikan kaidah jurnalistik 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How) dalam penulisan artikel berita.
  • Sertakan foto atau video yang relevan untuk memperkuat berita.
  • Pastikan untuk melakukan cross-check terhadap semua informasi sebelum dipublikasikan.

Ambulans Pembawa Jenazah Ditolak Isi BBM Bersubsidi di SPBU Barru, Keluarga Berduka Terlambat Antar ke Pemakaman

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA