Gayo Lues,kpktipikor.id-Senin malam, sekitar pukul 20.38 WIB, suasana tenang di Desa Blah Katip, Kapung Kitelintang, Kecamatan Blangkejeren, berubah menjadi kepanikan. Api tiba-tiba membubung tinggi, memakan atap rumah warga, menari di langit malam yang gelap. Dugaan sementara, musibah ini dipicu oleh korsleting listrik.
Empat rumah terdampak. Dua di antaranya luluh lantak, milik Hasan (40) dan M. Yusup (27). Hanya puing dan arang yang tersisa, menyimpan kenangan yang kini berubah menjadi abu. Dua rumah lain, milik Saleh Aman Sarifah dan Feri Aman Dea (45), mengalami kerusakan ringan. Sekitar 16 jiwa merasakan dinginnya malam tanpa atap di atas kepala.
Namun, di tengah kesedihan itu, kilau cahaya lain muncul bukan dari api, melainkan dari hati. Empat unit mobil pemadam kebakaran melaju kencang ke lokasi. Satu regu Tim Reaksi Cepat BPBD, bersama personel TNI, Polri, dan warga setempat, bahu-membahu memadamkan kobaran api. Teriakan, doa, dan instruksi saling bersahutan, berpadu menjadi irama perjuangan melawan bencana.
Ada pelukan di antara air mata, ada senyum kecil di balik wajah yang lelah. Meski rumah terbakar, semangat kekeluargaan tetap utuh. Malam itu, Blah Katip membuktikan: api bisa memakan rumah, tapi tidak bisa membakar persaudaraan.
Editor : Dir
Tidak ada komentar