Rumah Warga Sofyanin Ludes Terbakar, Pemkab Kepulauan Tanimbar Didesak Tanggap Bencana

waktu baca 3 menit
Minggu, 20 Jul 2025 19:48 3 Kaperwil Maluku

Maluku, kpktipikor.id – Musibah kebakaran yang mengguncang pelosok Kepulauan Tanimbar. Sebuah rumah milik Uri Rumfaan, warga Desa Sofyanin, Kecamatan Fordata, ludes dilalap api dalam insiden tragis yang terjadi pada Sabtu malam (19/7/2025) sekitar pukul 23.30 WIT. Api yang diduga berasal dari korsleting listrik itu melahap bangunan semi permanen hanya dalam hitungan menit.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah, karena seluruh isi rumah tak sempat diselamatkan.

“Api muncul dari kamar dan langsung membesar. Dalam beberapa menit, rumah sudah habis terbakar,” ungkap salah satu warga yang menjadi saksi mata kejadian.

Belum Ada Tindakan Pemkab, Pemerintah Desa Bergerak Cepat

Hingga Minggu (20/7/2025), Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar belum menunjukkan respons konkret atas bencana ini. Di tengah keterbatasan, Pemerintah Desa Sofyanin bergerak cepat melakukan pendataan awal, dokumentasi, dan pemetaan titik koordinat lokasi kebakaran.

Kami segera laporkan secara berjenjang agar korban segera mendapat perhatian. Saat ini korban ditampung sementara di rumah dinas kepala desa,” ujar Melkior Sabonu, Kepala Desa Sofyanin.

Gelombang Kepedulian dari Diaspora Sofyanin

Tragedi ini menggugah hati masyarakat Sofyanin di perantauan. Melalui grup WhatsApp komunitas diaspora Lodar Koou Sofyanin, warga saling menggalang donasi, dukungan moril, dan logistik darurat untuk membantu korban kebakaran.

“Kami apresiasi inisiatif masyarakat di perantauan. Ini bukti nilai kekeluargaan dan solidaritas orang Sofyanin yang tak lekang oleh jarak,” kata seorang tokoh adat setempat.

Aksi spontan ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan empati sosial masih sangat kuat di masyarakat adat Tanimbar, bahkan lintas daerah dan generasi.

Sistem Penanggulangan Bencana Dipertanyakan

Insiden ini kembali menyoroti buruknya kesiapsiagaan pemerintah dalam menangani kebakaran di wilayah terpencil. Kecamatan Fordata hingga kini tidak memiliki satu pun armada pemadam kebakaran, memaksa warga bergantung pada peralatan manual dan ember air saat musibah datang.

“Kalau tidak ada langkah serius dari pemerintah, kejadian serupa bisa terjadi lagi, bahkan bisa makan korban jiwa,” tegas salah satu tokoh pemuda lokal.

 

Masyarakat mendesak Pemkab Kepulauan Tanimbar untuk tidak hanya mengeluarkan pernyataan simpatik, tetapi mengambil tindakan nyata: mulai dari pengadaan armada pemadam, pelatihan relawan desa, hingga sistem peringatan dini di wilayah rawan bencana.

“Kami minta pemerintah jangan tutup mata. Warga di daerah terpencil juga berhak atas perlindungan yang setara,” tegas Salah satu Warga setempat.

Kebijakan Bencana Harus Menjangkau Pinggiran

Musibah kebakaran ini menjadi peringatan keras bahwa penanggulangan bencana tidak boleh terpusat di kota atau ibukota kabupaten saja. Desa-desa terpencil seperti Sofyanin juga bagian dari republik ini dan berhak atas perlindungan dan fasilitas yang setara.

Pemerintah daerah harus hadir saat rakyat membutuhkan, bukan hanya saat panggung pencitraan terbuka.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA