Musibah Laut Arma: Pencarian Maksimal, Bantuan dan Empati Diserahkan untuk Keluarga Korban

waktu baca 2 menit
Selasa, 8 Jul 2025 12:26 26 Kaperwil Maluku

Tanimbar, kpktipikor.id – Tragedi laut kembali menyelimuti perairan Tanimbar. Seorang warga Desa Arma dinyatakan hilang akibat tenggelam, memicu upaya pencarian intensif yang melibatkan banyak pihak. Meski pencarian telah dilakukan secara maksimal, takdir berkata lain. jasad korban tak kunjung ditemukan.

Pencarian korban dilakukan di tujuh titik strategis: mulai dari perairan Desa Arma-Waturu di arah selatan, Arma-Lamdesar ke utara-timur, hingga Arma-Pasir Panjang di sisi utara. Seluruh proses berjalan berkat koordinasi sigap.

Pj Kepala Desa Arma, Ridolf Batikmurik, yang menggandeng aparat desa, Basarnas, Polairud Kepulauan Tanimbar, hingga Polda Maluku, bersama puluhan warga yang turut bahu-membahu di lapangan.

Tak hanya tenaga, operasi pencarian ini juga menelan biaya operasional yang tidak sedikit. Dana Desa pun dialokasikan sebesar Rp5 juta untuk menopang kebutuhan BBM dan logistik selama kurang lebih tujuh hari pencarian. Sayangnya, meski laut telah disisir, korban tak juga ditemukan.

Di tengah duka mendalam, Pemerintah Desa Arma menunjukkan komitmen hadir di sisi keluarga. Senin (7/7/2025) sekitar pukul 09.10 WIT, Pj Kepala Desa bersama Sekretaris dan Bendahara Desa mendatangi langsung rumah keluarga korban.

Bantuan empati sebesar Rp2 juta, yang juga bersumber dari Dana Desa melalui alokasi tiga persen untuk penanganan kejadian luar biasa, diserahkan kepada orang tua korban, Bapak Petrus Luturmas dan Ibu Ester Pembuain Luturmas.

“Terima kasih banyak atas perhatian Pemerintah Desa Arma kepada keluarga kami,” ucap Ibu Ester dengan mata berkaca-kaca, mewakili keluarga yang ditinggalkan.

Terkait keterlambatan penyerahan bantuan, Pj Kepala Desa Ridolf Batikmurik menegaskan, hal itu bukan unsur kesengajaan. Dirinya harus mengikuti agenda peningkatan kapasitas aparatur desa dan BPD di Saumlaki sehingga penyerahan bantuan baru dapat dilaksanakan Senin pagi.

“Ini wujud kepedulian kami. Semoga keluarga korban diberi kekuatan dan ketabahan,” ujar Ridolf.

Musibah ini menjadi pengingat betapa rentannya masyarakat pesisir di tengah keterbatasan fasilitas keselamatan laut. Di balik gelombang yang ganas, gotong royong dan empati tetap menjadi pengikat. Pemerintah Desa Arma membuktikan bahwa anggaran desa tidak hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga hadir saat warganya berduka

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA