Sumut Gunungsitoli,04/07/2025. kpktipikor.id
“Pelayanan desa Sihare’o Siwahili di ambang krisis akibat Sekdes diduga lakukan pungli dan penyelewengan dana hingga diberikan surat peringatan sebanyak 3 kali,Warga pun mendesak pemecatan,Sehingga jabatan Yunieli Gea sebagai Sekretaris Desa Sihare’o Siwahili kini berada di ujung tanduk.
Bukan hanya karena indisipliner,Ia kini harus menghadapi tuduhan serius terkait dugaan pungutan liar (pungli) dan penyelewengan dana proyek, yang mengancam kredibilitas pemerintahan desa.
Pj Kepala Desa(Satieli Zebua)Telah mengeluarkan Surat Peringatan ke-III (SP-3)Sebuah langkah drastis yang mengungkap bobroknya kinerja sang sekretaris Desa,Dokumen resmi yang diperoleh awak media ini membeberkan kronologi pelanggaran yang semakin parah.
SP 3 pada 24 Juni 2025 menjadi pukulan telak,Di dalamnya disebutkan secara eksplisit bahwa Yunieli Gea diduga melakukan pungli dengan memotong honor Staf desa dengan dalih “ucapan terima kasih” kepada pimpinan,Praktik ini secara langsung merugikan Staf yang seharusnya menerima haknya secara penuh.
Tak hanya itu,SP 2 yang diterbitkan seminggu sebelumnya (20 Juni 2025) mengungkap utang misterius senilai Rp1.800.000 kepada pemasok kayu untuk,Proyek Pembangunan Jamban TA. 2024. Pj Kades menegaskan,Dana untuk proyek tersebut seharusnya sudah lunas, tuduhan ini menunjukkan adanya indikasi kuat penyalahgunaan wewenang dan dugaan penyelewengan dana yang bisa berujung pada tindak pidana(Korupsi).
“Sekretaris Desa,Sudah menyalahgunakan kewenangan, hak, dan kewajibannya,”berdasarkan bunyi petikan surat teguran tersebut.
Daftar dosa Yunieli Gea tidak berhenti di sana,Surat-surat teguran juga menyoroti sikapnya yang tidak menjaga hubungan baik dengan perangkat desa dan masyarakat.
Indisipliner seperti sering terlambat dan tidak aktif dalam rapat menjadi pelanggaran yang berulang.
Ama Rendi,salah satu warga yang menandatangani surat pernyataan sikap, kepada awak media hari ini (29/06/25) mengungkapkan kekesalan warga yang sudah menumpuk sejak menjabat sekretaris desa (sekdes)ini memang tidak disenangi warga akibat sikap arogansinya, katanya.
Ama Rendi bahkan membeberkan insiden serius di tahun 2023, di mana Yunieli Gea pernah mengajak warga untuk saling beradu jotos hingga berujung pada laporan polisi, Perilaku ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi bukan hanya soal kinerja, tetapi juga masalah moral dan kepemimpinan yang gagal.
Melihat situasi ini, puluhan warga dari Dusun 1 dan Dusun 2 telah kompak menandatangani surat pernyataan sikap yang mendesak pemerintah untuk memecat Yunieli Gea dari jabatannya, surat tersebut akan segera dilayangkan kepada Pemerintah Desa, BPD, Camat Gunungsitoli Barat, Dinas PMD, Inspektoratdan, DPRD, dan Walikota Gunungsitoli.
Tindakan tegas kini sangat dinantikan oleh masyarakat,Akankah pemerintah daerah segera merespon desakan warga dengan mencopot Yunieli Gea, ataukah membiarkan pelayanan desa terus terganggu oleh dugaan-dugaan serius ini? Bola panas kini berada di tangan Walikota Gunungsitoli.
Hingga berita ini diturunkan,Pihak awak media berupaya menghubungi Yunieli Gea untuk meminta klarifikasi, berita ini akan terus diperbaharui seiring dengan perkembangan di lapangan.
(Turbeta iman Larosa)
Korlip Sumut
Tidak ada komentar