Santri Garda Terdepan dalam Membangun Negeri

waktu baca 2 menit
Rabu, 22 Okt 2025 10:41 13 Admin Pusat

Tapaktuan 22 Oktober 2025 Tanggal 22 Oktober bukan hanya sekadar tanggal dalam kalender nasional.

Ia adalah momentum bersejarah yang menjadi simbol kontribusi santri dan Ulama bagi kemerdekaan serta kemajuan Indonesia.

Hari Santri mengingatkan kita bahwa perjuangan membela agama dan negeri bukan hanya dilakukan di medan perang, tetapi juga melalui ilmu, dakwah, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Penulis sendiri pernah merasakan manis getirnya kehidupan di pondok pesantren — baik IIhsan Makmur Jakarta, dan Ponpes Sunanul Huda Sukabumi yang kental dengan tradisi klasik (salafiyah), maupun di Ponpes Modern Darul Arafah Raya Medan yang memadukan ilmu agama dan pengetahuan umum. Di dua lingkungan itu, kami tidak hanya belajar membaca kitab atau memperdalam fikih, tetapi juga dididik tentang adab, kepemimpinan, tanggung jawab sosial, dan cinta tanah air.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujādilah [58]: 11)

Ayat ini menegaskan bahwa ilmu adalah pilar utama kemuliaan.

Santri yang menuntut ilmu bukan sekadar memperkaya pengetahuan, tetapi menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin peradaban.

Apa yang dipelajari di pesantren bukan untuk disimpan di dalam kitab semata, melainkan untuk diimplementasikan di tengah masyarakat.

Menjaga marwah lembaga tempat kita belajar adalah bukti nyata kecintaan kepada ilmu dan guru, sekaligus bentuk pengabdian kepada umat.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)

Hadis ini menjadi motivasi kuat bagi para santri untuk berperan aktif di berbagai lini kehidupan.

Santri bukan hanya ahli zikir, tetapi juga ahli pikir — siap menjadi penggerak perubahan sosial, penjaga moral bangsa, sekaligus pelopor kemajuan.

Dari Pesantren, lahirlah pemimpin, cendekiawan, ulama, hingga tokoh masyarakat yang membawa cahaya ilmu dan nilai-nilai Islam ke seluruh penjuru negeri.

Kini, tugas kita sebagai santri masa kini adalah meneruskan perjuangan para pendahulu. Tunjukkan kepada dunia bahwa santri bukan sosok tertinggal, tetapi garda terdepan dalam membangun Indonesia.

Jangan pernah meragukan potensi diri.

Yakinlah bahwa dengan ilmu, adab, dan tekad yang kuat “bi idznillah” (dengan izin Allah SWT)

Kita mampu memberikan yang terbaik bagi agama, masyarakat, dan tanah air.

Nara Sumber : Muhammad Ali Akbar, M.Pd.I
Penyuluh Agama Islam KUA TAPAKTUAN

EDITOR

@ WIRA TAPAKTUAN 1984 TIPIKOR

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA