100 Tahun Pendidikan Di Tanah Papua.

waktu baca 3 menit
Rabu, 22 Okt 2025 11:44 5 kabiro kabupaten sarmi

Oleh, Alex Runggeary

Adalah Domine Isak Semuel Kijne orang pertama yang meletakkan landasan Pendidikan di Miei setelah memindahkan sekolah rakyat dari Manokwari tepatnya Pulau Mansinam tempat pertama kali dua orang Pendeta Jerman Ottow dan Geisler mendarat dan mendirikan sekolah di sana.

Pada masa itu biasanya sekolah juga dijadikan tempat ibadah saking terbatasnya pembiayaan pembangunan pendidikan. Model ini terus terbawa dikemudian hari ketika Guru Guru Jemat asal Sangir, Manado dan Maluku datang menebar Agama Kristen di Tanah Papua. Saya sengaja mengangkat hal ini untuk memperlihatkan bahwa keterbatasan dana bukankah alasan untuk tidak membangun Manusia Papua. Ada saja jalannya selama kita berlaku jujur terhadap diri sendiri dan orang lain dengan Pengharapan akan Kasih Tuhan Yesus.

Kijne memiliki cita cita yang besar untuk datang mengabarkan Injil di negeri Orang Hitam Berambut Keriting di Timur. Ia telah mendengar kisah orang – orang rada aneh dari teman sekolahnya. Temannya ini selalu mendapatkan kabar dari Ayahnya yang bertugas sebagai Pendeta di negeri yang jauh itu. Kijne muda lalu memutuskan untuk menyelesaikan sekolahnya dan pergi bertarung nyawa di negeri yang tak dikenal itu. Negeri Orang Hitam Keriting Di Timur.

Pada suatu waktu ia berkeliling semacam orientasi setelah tiba di Manokwari beberapa waktu berselang. Ia sampai di Miei yang indah. Dikelilingi Gunung nan hijau di Bukit Aitumieri yang Sungai sungainya mengalir jenih bening sepanjang tahun terletak di Teluk Wondama yang airnya biru dan di sana terbentang Pulau Ron berpasir putih nan indah sebagai pagar menghadang gelombang dari Samudra Pasifik membuat air Teluk menjadi tenang asri di tepiannya.

” Tak kutahu ke mana jalanku 

Tlah hampir atau masih jauh

Ku dibimbing tangan Tuhan

Ke negeri yang tak ku tahu “

Ia pun memutuskan memindahkan sekolah di Manokwari ke Miei. Sekolah ini kemudian dilengkapi dengan Asrama. Pada masa setelahnya anak – anak tamatan JVVS Miei yang hendak melanjutkan pendidikan ke tingkat diatasnya pergi menyeberang ke Serui yang letaknya strategis di Gelvink Bay mudah dijangkau dari hampir semua arah di Papua. Tak heran ODO Serui menerima anak anak dari JVVS Miei mau JVVS Yoka. Tempat ini merupakan tempat kedua persinggahan Kijne sebelum akhirnya beliau membuka Sekolah Pendeta RAZ di Serui dan meninggalkan Serui pada 1958 dalam kekecewaan karena hasil karyanya sepertinya tidak dihargai Orang Hitam Keriting dari Timur, “Saya pulang dengan keyakinan bahwa Tanah dan Bangsa Papua akan dikuasai oleh mereka yang mempunyai yang mempunyai kepentingan politik atas segala kekayaan dan Hasil Tanah ini. Tetapi mereka tidak akan membangun – Manusia Papua – dengan KASIH SAYANG. Sebab kebenaran KEBENARAN akan diputar-balikkan, sebab banyak hal baru yang membuat Orang Papua akan MENYESAL. Tetapi itu bukan maksud Tuhan karena itu keinginan manusia “.

Ia pulang dengan kecewa dan pada 1970 Ia meninggal dengan beban berat setelah mendengar bahwa Orang Hitam Keriting itu lebih memilih bergabung dengan bangsa baru itu pada pemilihan PEPERA 1969 yang direkayasa dan penuh intimidasi itu [Baca The Darkened Valley – Alex Runggeary , Orbit 2017, The Last Eyewitness]

Hari ini kita memperingat 100 Tahun Nubuatan IS KIJNE dengan berbagai variasi pemahaman. Tetapi satu hal yang pasti adalah 25 Oktober adalah juga hari Pendidikan di Tanah Papua. Dan marilah kita semua berdoa untuk ketenangan jiwa Domine KIJNE, May He Rest In Peace !. Dan kita hari ini harus terus berjuang demi kebaikan bersama hari ini dan hari hari selanjutnya dengan PENUH PENGHARAPAN.

———————–

Dari berbagai sumber*) Siswa JVVS – Jongens Vervolg School – Blijdorp Serui 1959 -1962- Anggota Satupena.

kabiro kabupaten sarmi

Mantan Komisioner KPU Kabupaten Sarmi Periode 2014-2024.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA